Cara menguasai rumus cepat matematika

04/02/10

“Bagaimana cara belajar matematika yang benar?”
“Belajar matematika adalah belajar hidup. Matematika adalah jalan hidup.”
Trachtenberg mempertaruhkan jiwanya menentang Hitler. Trachtenberg, setelah menyelami prinsip-prinsip matematika, menyimpulkan bahwa prinsip kehidupan adalah keharmonisan. Peperangan yang terus berkobar, menyulut kebencian tidak sesuai dengan prinsip-prinsip matematika. Matematika adalah keindahan.

Atas penentangannya ini, Hitler menghadiahi Trachtenberg hukuman penjara. Bagi Trachtenberg, perjara bukan apa-apa. Di dalam penjara, dia justru memiliki kesempatan memikirkan matematika tanpa banyak gangguan. Karena sulit mendapatkan alat tulis-menulis, Trachtenberg mengembangkan pendekatan matematika yang berbasis mental-imajinasi.

Seribu tahun sebelum itu, AlKhawaritzmi mengembangkan disiplin matematika baru: aljabar. AlKharitzmi beruntung hidup dalam lingkungan agama Islam yang kuat. Ajaran Islam, secara inheren, menuntut keterampilan matematika tingkat tinggi. Misalnya, Islam menetapkan aturan pembagian waris yang detil. Pembagian waris sistem Islam melibatkan banyak variabel matematis. Variabel-variabel yang beragam ini menantang penganut Islam – termasuk AlKhawaritzmi – untuk mencari pemecahan yang elegan.

Pemecahan terhadap sistem persamaan yang melibatkan banyak variabel ini membawa ke arah disiplin baru matematika: aljabar. AlKhawaritzmi menulis buku khusus tentang aljabar yang sangat fenomenal. Buku yang berjudul Aljabar ini menjadi panutan bagi matematikawan seluruh dunia. Sehingga nama AlKhawaritzmi menjadi dikenal sebagai Aljabar AlKhawaritzmi (Algebra Algorithm).

Sistem kalender Islam yang berbasis pada komariah (bulan, lunar) memberikan tantangan tersendiri. Penetapan awal bulan menjadi krusial di dalam Islam. Berbeda dengan kalender syamsiah (matahari, solar). Dalam kalender syamsiah, kita tidak begitu sensitif apa berbedaan tanggal 1 Juni dengan 2 Juni. Tetapi pada sistem komariah, perbedaan 1 Ramadhan denga 2 Ramadhan berdampak besar.

Itulah sebabnya, astronomi Islam dapat maju lebih awal. Astronomi memicu lebih berkembangnya teori trigonometri. Aturan sinus, cosinus, dan kawan-kawan berkembang pesat di tangan para astronom Islam waktu itu.
Ajaran agama Islam adalah jalan hidup. Untuk bisa melaksanakan ajaran Islam diperlukan matematika. Matematika menjadi jalan hidup.

Sehebat itukah peran matematika?
Haruskah kita mengambil matematika sebagai jalan hidup?
Tidak selalu! Tidak semua orang perlu mengambil matematika sebagai jalan hidup. Tidak harus semua orang meniru AlKhawaritzmi dan Trachtenberg.
Beberapa orang belajar matematika hanya untuk kesenangan. Beberapa orang yang lain belajar karena kewajiban. Ada pula yang belajar matematika agar naik jabatan. Ada juga agar lulus UN, SPMB, UMPTN. Ada juga untuk menjadi juara.

Masing-masing tujuan, berimplikasi kepada cara belajar matematika yang berbeda. Misalnya bila Anda belajar matematika untuk kepentingan lulus UN, SPMB, UMPTN 2008 akan berbeda dengan belajar untuk memenangkan olimpiade matematika.
Matematika UN, SPMB, UMPTN 2008 hanya menerapkan soal pilihan ganda. Implikasinya Anda hanya dinilai dari jawaban akhir Anda. Proses Anda menemukan jawaban itu tidak penting. Jadi Anda harus memilih siasat yang cepat dan tepat.

Gunakan berbagai macam rumus cepat dalam matematika. Rumus cepat ampuh Anda gunakan untuk UN, SPMB, UMPTN. Tetapi rumus cepat matematika tidak akan berguna untuk olimpiade atau kuliah kalkulus kelak di perguruan tinggi. Anda harus sadar itu.
Contoh rumus cepat matematika yang sering (hampir selalu) berguna ketika UN, SPMB, UMPTN adalah rumus tentang deret aritmetika.

Contoh soal:
Jumlah n suku pertama dari suatu deret adalah Sn = 3n^2 + n. Maka suku ke-11 dari deret tersebut adalah…
Tentu ada banyak cara untuk menyelesaikan soal ini.

Cara pertama, tentukan dulu rumus Un kemudian hitung U11. Cara ini cukup panjang. Tetapi bagus Anda coba untuk meningkatkan keterampilan dan pemahaman konsep deret. Rumus Un dapat kita peroleh dari selisih Sn – S(n-1) .
Cara kedua, sedikit lebih cerdik dari cara pertama. Kita tidak perlu menentukan rumus Un. Karena kita memang tidak ditanya rumus tersebut. Kita langsung menghitung U11 dengan cara menghitung selisih
S11 – S10 = U11
[3(11^2) + 11] – [3(10^2) + 10]
= 3.121 – 3.100 + 11 – 10
= 3.21 + 1
= 64

Cara ketiga, adalah rumus matematika paling cepat dari kedua rumus di atas. Tetapi sebelum menerapkan cara ketiga, kita harus memahami konsepnya terlebih dahulu dengan baik.
Are you ready?
Bentuk baku dari n suku pertama deret aritmetika adalah
Sn = (b/2)n^2 + k.n
Un = b(n-1) + a
a = S1 = U1
Anda harus pahami konsep di atas dengan baik. Cobalah untuk beberapa soal yang berbeda-beda. Tanpa pemahaman konsep yang baik, rumus cepat ini akan berubah menjadi rumus berat.
Dengan hanya melihat soal (tanpa menghitung di kertas) bahwa
Sn = 3n^2 + n
Kita peroleh
b = 6 (dari 3 x 2)
a = 4 (dari S1 = 3 + 1)
U11 = 6.10 + 4 = 64 (Selesai)
Semua perhitungan di atas dapat kita lakukan tanpa menggunakan alat tulis. Semua kita lakukan hanya dalam imajinasi kita. Ulangi beberapa kali. Anda pasti akan menguasainya dengan baik.
Trik untuk menguasai rumus cepat matematika adalah kuasai pula rumus standarnya – rumus biasanya. Dengan menguasai dua cara ini Anda akan semakin terampil menggunakan rumus cepat matematika.
Bagaimana pendapat Anda?
Salam hangat….Selamat berjuang Kawan!

Baca Selengkapnya... Baca Selengkapnya...

Anak Malas Belajar di Sekolah Tapi Rajin di Rumah?

Setelah mengenali pola belajar anak, sebagian dari para orang tua merasa terheran-heran dengan perilaku anak mereka yang semakin lama semakin tidak menyenangi proses pembelajaran itu sendiri, terlebih lagi di sekolah. Banyaknya tugas yang menumpuk, rutinitas yang membosan, hingga beragam alasan lain mungkin menjadi penyebabnya. Satu hal yang mungkin luput dari perhatian para orang tua adalah, bagaimana rasanya menjadi pelajar pada saat ini.

Ya, sebagai orang tua, kebanyakan dari kita pernah mengalami masa-masa sekolah dan pengalaman kita sendiri sering menjadi patokan bagaimana kita menilai sang buah hati. Tapi tahukah anda, membandingkan anak secara terus menerus akan menimbulkan dampak frustasi pada anak?
Sebagai generasi yang berbeda, sungguh sulit rasanya membayangkan kesulitan mereka untuk fokus dalam belajar. Andai kata anak anda adalah seorang pribadi yang menyukai kegiatan pembelajaran, coba perhatikan apakah ia lebih suka belajar secara otodidak daripada belajar di sekolah. Jika ternyata ya, mungkin bukan anak anda yang salah, juga bukan anda sendiri.

Rasanya sungguh tidak dewasa untuk terus menerus mencari siapa yang bersalah, jadi marilah kita mencoba untuk mencari solusinya. Hal terpenting yang menunjang semangat belajar adalah tantangan yang besar!
Jika anak anda lebih suka belajar secara otodidak, sarankan mereka untuk mempelajari bahan pelajaran di sekolah sebelum materi tersebut diajarkan di kelas dan rangkul mereka dengan segenap perhatian anda. Sebagai orang tua yang kreatif kita dapat menemukan banyak jalan sebagai tantangan belajar mereka, mulai dari hadiah kecil atas usaha mereka (bukan keberhasilan patokannya, tapi usaha), hingga bertanya tentang kemajuan pembelajaran mereka tanpa adanya nada memojokkan!

Ya, terkadang sebagai orang tua kita cenderung memiliki egoisme pribadi yaitu menginginkan agar anak kita adalah yang terbaik, yang paling hebat, dan yang paling membanggakan kita sendiri. Tapi, sadarkah kita kalau anak adalah berkat dan bukan merupakan alat?

Oleh karena itu, berhentilah membanding-bandingkan mereka dan cobalah untuk melihat potensi anak anda yang sesungguhnya, bukan hanya kekurangan dan kekalahan mereka dari anak-anak yang lain. Ingat, jangan sampai motivasi dan perhatian dari kita menjadi belenggu bagi mereka.

Baca Selengkapnya... Baca Selengkapnya...

  © Blogger template The Beach by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP